Kamis, 21 Desember 2017

Sacred Tree Part-2

  Episode sebelumnya,

  Tyn dan Lilysha akhirnya bisa mengkonfirmasi kebenaran tentang adanya pihak yang ingin merebut barang yang dipercayakan oleh Holy Order pada Tyn. Namun siapakah mereka? Apapun yang terjadi, Tyn dan Lilysha mempersiapkan diri mereka untuk kemungkinan akan adanya jebakan yang telah menanti mereka di kuil Mira bahkan jika kuil tersebut berada di bawah kendali Holy Order sekalipun.




****************
Sacred Tree
Part-2
Kuil Mira

  Tyn tidak bisa berhenti tersenyum melihat atap kuil Mira yang berwarna biru seperti lautan dari kejauhan. Seluruh tubuhnya gemetaran karena penuh dengan semangat yang membara.

  "Kuil Mira! Aku datang!!!" teriak Tyn seperti orang gila
  "Tenanglah sedikit manisku, kita tidak mau menarik perhatian yang tidak diperlukan kan?"

Mendengar suara Lilysha yang bergema di dalam kepalanya membuat Tyn menjadi merinding untuk sesaat. Dia masih belum terbiasa dengan teknik bersembunyi yang digunakan oleh Lilysha.

Sebagai "wadah" Lilysha, Lilysha bisa bersembunyi di dalam tubuh Tyn dengan cara mengubah dirinya menjadi energi tak terlihat yang kemudian masuk ke dalam Tyn dengan cepat. Dengan cara ini, Lilysha bisa menyembunyikan keberadaanya dari ahli pendeteksi iblis sekalipun.

Meskipun Lilysha dengan bangga yakin dia bisa memusnahkan setiap manusia, dia tidak ingin bertindak sembrono mengingat rekan-rekan iblisnya menyangka dia telah mati dan juga dia tidak ingin menarik perhatian yang tak diperlukan dari Holy Order.

  "Ingat untuk tetap waspada, siapapun yang menyewa para bandit mereka pasti masih mengincarmu. Bertingkahlah seperti biasa"

Tyn menganggukan kepalanya. Dia mulai berjalan menuju kuil Mira. Dalam beberapa puluh menit, gerbang besar yang terbuat dari kayu sudah terlihat di depan mata. Dengan penuh semangat Tyn mempercepat langkah kakinya melalui gerbang kayu besar yang terbuka lebar.

Sebuah gedung kuil tua bercat biru sudah ada di depannya. Kondisinya sedikit berabu dan sangat sepi. Lilysha mulai menjadi sedikit berhati-hati sementara itu... Tyn malah... tersenyum bahagia.

  "Wooooh lihat itu! Kuil yang didirikan bahkan sebelum invasi iblis pertama sekalipun!" gumam Tyn. "Tipe konstruksinya terlihat seperti dari era kebangkitan, tapi bukankah itu terlalu cepat ya untuk menarik kesimpulan? Bukannya di era kebangkitan Holy Order sama sekali belum ada ya? Hmm...."
  "Halo manisku? Kau tidak kerasukan iblis lain kan?"
  "Mungkinkah pada saat itu kuil ini dibangun untuk memuja agama kuno yang telah punah? Kota Remsen pun didirikan 2 tahun sebelum invasi iblis pertama jadi mungkin saat kuil ini dibangun, lokasinya pasti sangat sulit untuk dijangkau..."

Lilysha menghela nafas kesal. Dia tidak menyangka Tyn yang kurang percaya diri akan terbawa fantasi liarnya tentang sejarah kuil kuno. Dengan menggunakan sedikit kekuatannya, Lilysha mengambil alih kendali atas tubuh Tyn.

Tyn langsung menyadari dia sama sekali tidak bisa menggerakan tubuhnya sedikitpun, alhasil dia terbuyar dari fantasinya.

  "Manisku, cobalah berhati-hati. Jika sesuatu terjadi padamu, maka aku juga akan terkena dampaknya"
  "Ah, ba-baiklah. Aku akan lebih berhati-hati jadi..."

Dalam sekejap, Tyn bisa menggerakan tubuhnya lagi. Dia menghela nafas lega dan melangkah menuju kuil utama yang berupa gedung biru besar.

Di dalam gedung tersebut ada begitu banyak kursi. Di bagian ujung aula utama ada sebuah altar suci dengan logo Holy Order terpampang di dalamnya. Suasanya begitu sepi sampai-sampai terkesan sangat aneh karena kuil Mira terkesan seperti diabaikan.

Memang ada beberapa kuil yang diabaikan semenjak timbulnya perang antar kekaisaran Empire dengan kerajaan Orheim karena alasan keamanan. Biasanya jika ada kuil yang diabaikan, maka semua anggota Holy Order sudah dipastikan diberi tahu.

Lagipula, mustahil jika Holy Order menyuruh Tyn untuk mengantarkan relik berbahaya ke sebuah kuil yang diabaikan karena akan gampang diambil oleh pihak ke-3 dan relik berbahaya yang dibawa olehnya bisa berpotensi menyebabkan bencana besar jika tidak ditangani dengan baik.

Tiba-tiba saja Lilysha mengambil alih kendali atas tubuh Tyn sekali lagi, dia memaksa tubuh Tyn untuk melihat ke sebuah pillar di samping aula.

  "Keluarlah! Aku tahu kau ada di sana!" teriak Lilysha menggunakan tubuh Tyn

Sesosok Priestess dengan malu-malu mengeluarkan kepalanya dari balik pilar tersebut. Melihat Holy Priestess muda tersebut, Lilysha melepaskan kendalinya atas tubuh Tyn sehingga Tyn sekali lagi bisa bergerak bebas.

Holy Priestess ini terlihat sangat muda, bahkan mungkin umurnya dibawah 16 tahun. Mungkin juga dia masih menjalani pelatihan untuk menjadi Holy Priestess seperti Tyn. Matanya yang mengkilap biru seperti lautan dan rambutnya yang ungu menjadi hal pertama yang menarik perhatian Tyn.

  "Ma-maaf...." ucapnya
  "Eh?" Tyn menaikan alis matanya
  "I-ini p-pertama kalinya aku menyambut orang lain" ucapnya malu-malu
  "A-aah... tidak apa-apa" balas Tyn menggaruk kepalanya

Lilysha yang masih bersembunyi di dalam tubuh Tyn memperhatikan Holy Priestess di hadapan Tyn dengan seksama karena curiga jika saja Holy Priestess ini mungkin saja palsu.

  "Namaku Tyn. Hildegard Verenia Tyn. Salam kenal ya" ucap Tyn sambil tersenyum
  "Namaku Vie. Aku masih dalam pelatihan menjadi Holy Priestess di kuil ini" balas Holy Priestess muda tersebut sambil membungkukan badannya
  "Sama denganku" balas Tyn ramah
  "Sama? Kakak Hildegard anggota Holy Order ya?" tanya Vie sedikit kaget

Tyn menganggukan kepalanya.

  "Ya, aku menerima perintah langsung dari archbishop untuk datang ke sini" jawab Tyn. "Di mana yang lain?"
  "Ah soal itu..."

Vie menundukan kepalanya kemudian membungkuk di depan Tyn sekali lagi sambil menahan rasa malu yang luar biasa.

  "Aku adalah satu-satunya Holy Priestess yang ada di sini" ucapnya
  "Eeeh?! Apa?!" Tyn membuka kedua matanya lebar-lebar
  "Wah, wah, pasti sesuatu yang buruk telah terjadi" gumam Lilysha

Tyn melihat ke kiri-kanan. Dinilai dari kondisi kuil yang sedikit berabu, mungkin saja memang apa yang dikatakan Vie benar. Dia sendirian tidak akan bisa membersihkan seluruh kuil yang besar ini bahkan jika dia bekerja non-stop.

  "Kenapa bisa begitu?" tanya Tyn mulai khawatir
  "Beberapa minggu yang lalu, tiba-tiba saja semua Holy Priestess di sini mengalami mimpi buruk yang hebat. Sudah seminggu penuh aku tidak bisa tidur dengan baik karena mimpi buruk"
  "Mimpi buruk?" gumam Tyn
  "Ya, kami bermimpi berubah menjadi iblis dan merasa sangat sakit. Semua senior akhirnya beramai-ramai pergi ke ibukota untuk meminta pemindahan tempat tugas sekaligus meminta untuk menutup kuil ini"

Tyn mengelus-ngelus dagunya untuk berpikir. Mimpi buruk yang sangat mengerikan bisa saja disebabkan oleh beberapa faktor. Salah satunya adalah sihir tipe mental. Tetapi untuk bisa mempengaruhi seisi kuil Mira, siapapun yang menggunakan sihir tersebut pasti sangat hebat dan sangat berani karena telah berurusan dengan Holy Order.

Tyn mulai khawatir jika siapapun pelakunya, dia ada kaitannya dengan para bandit yang mencoba mengambil relik iblis yang dibawanya.

  "Ah, ngomong-ngomong kakak Hildegard"
  "Panggil saja Tyn" sela Tyn sambil tersenyum
  "Umm... kakak Tyn, apakah ada yang bisa kubantu?"

Tyn menganggukan kepalanya. Dia membuka lubang dimensional kecil dan memasukan kedua tangannya untuk mengambil kotak kayu yang dititipkan oleh Holy Order padanya. Vie hanya terkejut melihat Tyn bisa menggunakan sihir kompleks seperti itu.

  "Archbishop menyuruhku melalui bishop Reina untuk membawa ini ke kuil ini" jawab Tyn lembut
  "Eh?"

Vie mengambil kotak tersebut dan membukanya. Dia hanya menaikan alis matanya bingung melihat kristal hitam di dalamnya. Kemudian dia menutup kotak tersebut.

  "Kakak Tyn, kami tidak pernah menerima pesan jika akan ada kiriman ke kuil ini" ucap Vie bingung
  "Eh? Yang benar saja?!"

Sudah menjadi prosedur di dalam Holy Order untuk selalu mengirimkan surat pemberitahuan pada kuil-kuil seandainya akan terjadi pengiriman. Biasanya mereka tidak akan menyebutkan apa yang dikirimkan untuk menghindari kemungkinan jika surat tersebut dicuri di tengah-tengah jalan.

Tyn dan Lilysha mulai memikirkan 1 hal; pengirim suratnya mungkin saja terbunuh di dalam perjalanan oleh bandit dan mungkin itu penyebab mengapa mereka bisa tahu Tyn akan mengunjungi kuil Mira namun hal itu tidak menjelaskan bagaimana caranya mereka tahu dia akan membawa relik iblis kecuali di dalam surat tersebut dijelaskan demikian namun Holy Order tidak pernah akan menuliskan hal-hal seperti itu di dalam surat.

  "Yah, untuk sekarang... bagaimana jika kakak Tyn beristirahat sebentar? Aku akan membersihkan kamar untuk kakak dan aku juga akan memasak" ucap Vie sambil mengembalikan kotak tersebut pada Tyn
  "Tidak usah repot-repot, aku akan membantumu" balas Tyn
  "T-tapi kakak Tyn baru saja sampai..."
  "Tidak apa-apa kok"

Akhirnya Vie mengalah pada Tyn. Tyn menyimpan kembali kotak tersebut pada pocket dimension miliknya kemudian berjalan mengikuti Vie ke gedung apartemen kecil di samping kuil. Karena yang tinggal hanyalah Vie seorang diri, semua ruangan kamar sedikit tidak terurus.

Tetapi Tyn yang sudah terbiasa dengan pekerjaan rumah dengan cepat membersihkan salah satu kamar yang bersebelahan dengan kamar Vie dengan sangat cepat. Hanya perlu waktu setengah jam saja baginya untuk membuat ruangan tersebut mengkilap bersih seperti kamar hotel bintang 5.

Sama seperti apartemen di ibukota, apartemen ini juga hanya memiliki 1 dapur saja; dapur berukuran sedang yang peralatannya lumayan bersih tapi berantakan. Tyn menyadari adanya banyak plester di dalam tempat sampah di dapur.

  "Vie, bisa kemari sebentar?" panggil Tyn
  "Iya kakak?"

Vie berjalan menghampiri Tyn. Tyn langsung menggenggam kedua tangan Vie. Terlihat jelas ada banyak plester di tangan Vie.

  "Vie, kau tidak bisa memasak ya?" tanya Tyn
  "A-aku bisa kok!" bantah Vie. "Lihat ya kakak!"

Vie mengeluarkan sebuah kentang dari dalam kulkas, mengambil sebuah pisau dan meletakan kentang tersebut di atas papan pemotong.

  "Aku bisa mengupas kulitnya!"

Dengan canggung Vie memotong kentang tersebut hingga berbentuk kubus. Mau dilihat bagaimanapun, itu bukan mengupas lagi namanya. Dengan ekspresi bangga dia menatap Tyn.

  "Lihat kan?" ucapnya bangga
  "Apanya?" keluh Lilysha
  "Ahahahaha" Tyn tertawa manis sambil memeluk Vie. "Sudahlah, biarkan aku saja yang memasak"

Vie cemberut tetapi menganggukan kepalanya. Dia dengan lesu berjalan menuju meja makan di dekat dapur dan memperhatikan Tyn dari situ.

Tyn mengepalkan kedua tangannya dan mulai melihat bahan-bahan apa saja yang ada bisa digunakannya. Ada begitu banyak sayur-sayuran, ada beberapa telur, tepung, susu yang tersisa. Ada juga sedikit daging di dalam kulkas.

Lilysha mengalir keluar dari dalam tubuh Tyn dan kembali ke wujud manusianya di samping Tyn. Vie kaget setengah mati melihat Lilysha yang muncul begitu saja.

  "Apapun yang akan kau buat, jangan lupakan aku" sahut Lilysha
  "Aihoooo" balas Tyn datar

Vie berlari menghampiri Lilysha dengan penuh semangat dan langsung memperhatikan Lilysha.

  "Kakak Tyn, kakak cantik ini siapa?" tanya Vie tanpa mengetahui jika Lilysha adalah demon monarch
  "Aaaah, dia itu...." Tyn terdiam sesaat bingung harus menjawab apa
  "Oh! Jangan-jangan dia adalah peri?" sela Vie
  "Peri?" Lilysha menaikan alis matanya

Lilysha mengepalkan kedua tangannya karena tidak terima disamakan dengan peri. Tyn yang sudah bisa membaca isi pikiran Lilysha akibat kontrak antara mereka berdua dengan gesit langsung menutup mulut Lilysha.

  "Benar! Dia adalah peri!" ucap Tyn

Lilysha menjeling pada Tyn. Tyn spontan memeluk Lilysha dan mendekatkan mulutnya ke telinga Lilysha.

  "Dia itu masih kecil. Tahanlah sedikit" bisiknya
  "Tch..." gerutu Lilysha. "Asal kau tahu saja, aku tidak suka disamakan dengan peri"
  "Waaaah! Tidak heran kenapa kakak ini cantik sekali!" puji Vie

Tyn melepaskan pelukannya. Lilysha menghela nafas untuk mencoba meredakan emosinya yang hampir meledak sambil terus-menerus dipuji oleh Vie. Beberapa menit dipuji cantik terus-menerus, Lilysha akhirnya lembek juga dan tertawa puas karena dipuji.

  "Ahahaha, jika kau berkata seperi itu apa boleh buat" ucap Lilysha bangga. "Bagaimana? Mau kakak ajar supaya kau tetap terlihat muda?"

Vie menganggukan kepalanya. Lilysha menggandeng tangan Vie, mereka berdua berjalan kembali ke meja makan dan mulai berbicara tentang kecantikan.

  "Dasar succubus" gumam Tyn dalam hati

Tyn kembali memperhatikan bahan-bahan yang akan digunakannya. Dia mulai memanaskan wajan terlebih dahulu sambil memotong daging tipis-tipis dan mencuci sayur-sayuran yang akan digunakannya.

Saat wajan tersebut sudah siap digunakan,  Tyn mulai menggoreng daging yang tadi dipotongnya dan juga melelehkan sedikit mentega. Sambil menunggu dagingnya siap, dengan lihai Tyn mengambil mangkuk kecil. Dia mencampurkan tepung dan 2 butir telur kemudian mengaduknya sesaat.

Dengan hati-hati dia menambahkan sedikit gula ke dalam adonan tersebut kemudian dia mencampurkan susu dengan mentega yang telah meleleh.

Tyn mengangkat daging yang telah siap dan menggunakan panci lain yang sudah dipanaskannya juga. Dengan teliti dia menuangkan tipis adonan mentega yang meleleh tadi ke dalam panci penggorang tersebut.

Tak memakan waktu lama baginya untuk siap menyajikan makanan yang dimasaknya ke atas meja. Vie dan Lilysha berhenti berbicara dan bingung melihat makanan yang disajikan di atas meja.

  "Apa ini Tyn?" tanya Lilysha
  "Krepes" jawab Tyn. "Gunakan adonan tipis yang ada di atas piring dan campurkan apa saja yang kalian suka ke dalamnya kemudian bungkuskan bahan-bahan yang kalian suka dengan adonan itu"

Vie dan Lilysha mengikuti petunjuk dari Tyn. Vie cenderung mengisi krepes miliknya dengan daging ketimbang sayur, itu menjelaskan mengapa ada banyak sayur sementara sedikit daging di dalam kulkas. Lilysha.... tidak begitu terlalu peduli karena iblis sebenarnya tidak perlu makan jadi dia mencampurkan semua yang ada kemudian memakannya.

  "Enak!" ucap Vie senang
  "Aku tidak tahu ada makanan seenak ini" gumam Lilysha
  "Ahahah, syukurlah kalian menyukainya" komentar Tyn lega. "Vie, campurkan sayur sedikit ke dalamnya. Kau perlu hijau sayur sedikit"
  "Tapi aku tidak suka sayur..." protes Vie kecut
  "Sayur itu penting untuk menjaga kulitmu" bujuk Lilysha

Vie menatap sayur-mayur yang ada dengan kecut tetapi dia akhirnya memasukan sayur kedalam krepesnya. Karena memang masakan buatan Tyn sangat enak, dia jadi lupa jika dia memasukan sayur ke dalam krepes miliknya.

Lilysha memang sudah pernah merasakan makanan buatan Tyn dan bisa dibilang, si demon monarch ini jadi sangat menyukai makanan buatan Tyn terutama teh. Tyn dengan cepat menyiapkan teh juga untuk Lilysha.

Bagi Tyn, ini adalah acara makan bersama yang aneh; 2 Holy Priestess dalam pelatihan dengan 1 demon monarch duduk dan bercanda ria seperti kerabat dekat.

  "Kakak Tyn! Kapan-kapan tolong ajarilah aku memasak juga!" pinta Vie sambil mengajukan tangannya ke udara
  "Eh? Aku sih tidak keberatan" balas Tyn. "Apakah kau ingin menyiapkan makanan bagi para senior ketika mereka pulang nanti?"
  "Ya! Bukan hanya itu, kata kakak cantik ini, laki-laki sangat suka perempuan yang masakannya enak!"

Tyn melirik pada Lilysha yang memasang ekspresi cuek sambil meminum teh hangat buatan Tyn.

  "Dasar succubus.... apa yang sebenarnya kau ajarkan pada anak polos ini?" gumam Tyn dalam hati

************

  Malam harinya pada hari yang sama, Tyn mencoba untuk tidur tetapi dia merasa khawatir dengan fenomena mimpi buruk yang dikatakan oleh Vie. Dia tidak habis pikir siapakah pelaku yang mampu melakukan hal tersebut.

Lilysha sempat keluar dari dalam kamar untuk memantau Vie yang tertidur pulas di kamar sebelah. Tak lama kemudian, dia kembali ke dalam kamar Tyn.

  "Bagaimana?" tanya Tyn khawatir
  "Tempat ini dipenuhi dengan banyak segel suci, dengan kekuatanku yang sekarang aku tidak bisa menembusnya tetapi setidaknya aku bisa mencegah mimpi buruk menyerang malam ini" balas Lilysha sedikit kesal

Lilysha duduk di samping Tyn sambil memegang kepalanya. Rasa marah terlihat jelas di wajahnya. Dia marah karena dia telah kehilangan sebagian besar kekuatannya sehingga dia bahkan tidak bisa menghapus segel suci yang ditinggalkan oleh Holy Priestess lain.

  "Berarti fenomena mimpi buruk ini tidak disebabkan oleh iblis?" tanya Tyn
  "Sepertinya begitu karena mantranya bisa menembus segel suci yang ada. Tetapi mantra itu memerlukan banyak kekuatan apalagi untuk bisa membuat Holy Priestess sekalipun pergi keluar dari tempat ini" gerutu Lilysha
  "Benar juga... Holy Priestess semuanya adalah pengguna sihir yang hebat dan 1 kuil biasanya dihuni lebih dari 20 Holy Priestess. 1 orang mana mungkin bisa membuat 20 lebih Holy Priestess pergi ya"

Lilysha menggeram kesal.

  "Kecuali.... dia terlibat juga" geramnya
  "Dia?"
  "Aku bukanlah satu-satunya iblis di dunia ini. Dari semua iblis yang kukenal, ada 1 iblis yang menurutku memiliki kemampuan lebih dalam sihir mental" jawab Lilysha. "Semoga saja dugaanku salah"

Tyn menepuk bahu Lilsha karena dia khawatir. Dia tahu dia sedang mengkhawatirkan sesosok demon monarch tetapi saat ini, mereka berdua ibaratkan 1 individu; jika ada sesuatu yang buruk terjadi pada salah satu dari mereka, maka mereka berdua akan sama-sama merasakan efeknya juga.

Suka atau tidak suka, jika mereka ingin tetap hidup maka mereka harus saling menjaga satu sama lain, tidak peduli apapun yang terjadi.

  "Rivalmu?" tanya Tyn
  "Bukan, dia itu pengkhianat" jawab Lilysha. "Gara-gara brengsek itu aku kehilangan semuanya"

Tyn menelan ludah. Meskipun Lilysha sangat kuat, dia telah kehilangan sebagian besar kekuatannya, jika ada iblis lain yang terlibat dalam masalah ini, maka keselamatan mereka berdua akan terancam. Namun pada saat bersamaan Tyn juga khawatir apa yang akan terjadi begitu Lilysha mendapatkan kekuatannya kembali.

  "Tyn, dengar" ucap Lilysha. "Aku tidak bisa bergerak sebebasnya di dalam kuil ini. Ada kemungkinan jika aku tidak akan bisa membantumu juga di dalam kuil ini karena banyaknya segel suci. Jika terjadi sesuatu di luar kendali, aku ingin kau segera berlari keluar dari kuil ini"

Tyn menganggukan kepalanya. Tyn tidak tahu cara bertarung dan terpaksa mengandalkan Lilysha untuk bertarung untuknya.

Tyn terdiam sesaat dan mulai berpikir untuk menggunakan relik iblis yang dititip oleh Holy Order untuk memperkuat Lilysha sedikit. Mungkin itu adalah ide yang sangat buruk apalagi Tyn sangat khawatir apa yang akan terjadi ketika Lilysha mendapatkan kekuatannya kembali namun Tyn berpikir untuk mencoba membatasi jumlah kekuatan yang akan didapatkan oleh Lilysha ketika mereka menggunakan relik iblis nanti. Lilysha yang sudah bisa membaca isi pikiran Tyn hanya tersenyum sambil menepuk kepala Tyn.

  "Manisku, relik iblis tidak bisa digunakan untuk memperkuat iblis, tetapi bisa digunakan untuk memancing iblis keluar dari persembunyian mereka" ucap Lilysha
  "Oh... berarti tidak bisa ya" keluh Tyn
  "Tetapi..."

Lilysha menatap langit-langit kamar untuk sesaat.

  "Mungkin saja... kita bisa menggunakan itu untuk mendapatkan keuntungan" gumamnya
  "Eh?"
  "Sayang, aku ini demon monarch. Meskipun aku telah kehilangan title dan kekuasaanku, aku yakin aku masih memiliki pasukan yang loyal. Aku mungkin bisa menggunakan relik itu untuk membuka demonic portal untuk pasukanku"

Tyn menggelengkan kepalanya. Hal itu akan membuat situasi jauh lebih rumit dan akan jauh lebih sulit mencoba menyembunyikan keberadaan pasukan iblis.

  "Aku tahu satu pelayanku yang setia yang bisa membantu kita tapi tidak ada jaminan jika dia yang akan datang juga sih" sambung Lilysha tak bersemangat

Tyn dan Lilysha berbaring di atas tempat tidur sambil berpikir keras. Siapapun pelaku di balik fenomena mimpi buruk ini pasti memiliki hubungan dengan iblis atau setidaknya membuat kontrak dengan iblis.

Untuk malam ini, Lilysha berhasil menangkal mantra tersebut dengan cara memutuskan aliran sihir pada mantra tersebut sehingga malam ini, mereka tidak akan dihantui oleh mimpi buruk tetapi Lilysha khawatir jika itu akan memprovokasi siapapun pelakunya untuk menyerang secara langsung.

Dia yakin pasti ada alasan mengapa pelakunya belum menyerang secara langsung, mengingat kondisi kuil saat ini yang hanya dijaga oleh seseorang yang bahkan belum menjadi Holy Priestess yang resmi pasti akan sangat mudah bagi pelakunya untuk menyerang secara langsung.

  "Jika saja senior Leisha ada di sini, dia pasti akan menemukan solusinya" keluh Tyn

Sebagai efek samping dari kontrak mereka, Lilysha sudah mengetahui siapa itu Leisha. Dia berpura-pura tidak tertarik karena tidak ingin Tyn berpikiran buruk jika Lilysha berencana membunuh Leisha.

  "Huufft... apa yang bisa kulakukan..." gerutu Tyn

Suasana menjadi hening sesaat. Tyn bangun dari tempat tidurnya. Dia membuka pocket dimension miliknya dan mengeluarkan kotak kayu yang dititipkan Holy Order padanya. Dia membuka kotak tersebut.

  "Hei Lilysha, apa yang akan terjadi seandainya aku memiliki kekuatan untuk memurnikan relik iblis?" tanya Tyn penuh rasa penasaran
  "Hmm?"

Lilysha bangun dari tempat tidur juga dan mengelus dagunya, mencoba untuk menjawab pertanyaan tersebut dengan bahasa yang mudah dipahami oleh Tyn.

  "Apakah kau pernah mendengar apa yang disebut sebagai Domain?"

Tyn diam sesaat kemudian menganggukan kepalanya. Leisha pernah mengajarkan domain pada Tyn. Pada dasarnya, tiap makhluk yang memiliki kekuatan sihir yang sangat kuat bisa saja membuat apa yang disebut sebagai "domain".

Domain adalah semacam area kekuasaan yang ditandai dengan sihir. Domain biasanya digunakan untuk melindungi daerah-daerah penting. Pembuat domain akan bisa mengetahui jika ada orang ilegal yang menyusup masuk ke dalam domainnya. Jika pembuat domain menganggap penyusup tersebut sebagai musuh, pembuat domain bisa menekan kekuatan musuh tersebut sambil memperkuat kekuatan sihirnya sendiri.

Berhubung domain adalah buatan sihir, kelemahan utama domain adalah tidak bisa mendeteksi orang yang tidak punya kekuatan sihir.

Sihir domain lumayan populer di dalam Holy Order. Para petinggi Holy Order seperti para archbishop dan bishop dikenal biasa menggunakan domain untuk melindungi area-area yang sangat penting bagi Holy Order. Bishop Reina contohnya diketahui menggunakan sihir domain di seluruh area ibukota kekaisaran Empire. Tidak heran mengapa sekte-sekte pemuja iblis tidak bisa masuk ke dalam ibukota kekaisaran Empire.

  "Sekarang, katakan padaku manisku. Apa yang akan terjadi jika 2 domain saling bertabrakan?" tanya Lilysha
  "Umm...."

Lilysha melirik ke kiri dan ke kanan sambil mencoba berpikir keras. Dia sama sekali tidak tahu jawabannya.

  "Tergantung domain mana yang lebih kuat, domain yang lemah akan dihancurkan dan dibanjiri oleh kekuatan dari domain yang lebih kuat"

Tyn menggaruk kepalanya. Dia paham penjelasan itu tetapi tidak memahami apa hubungannya domain dengan relik iblis dan pemurnian relik iblis.

  "Tiap relik iblis itu memiliki mekanisme pertahanan. Tiap relik akan mencoba membuat domain dengan kekuatan iblis yang tersisa di dalamnya. Untuk memurnikan hal seperti itu, maka satu-satunya cara adalah memastikan ada domain lain yang bisa melebihi kekuatan domain relik iblis"
  "Oooh, sekarang aku paham kenapa proses pemurnian relik iblis itu dilakukan di tempat yang jauh dari peradaban"

Lilysha menganggukan kepalanya.

  "Seandainya kekuatan relik iblis melebihi kekuatan domain pemurnian, maka bisa dipastikan domain iblis akan melahap apa saja yang di sekitarnya sekaligus mengotori dunia ini dengan kekuatan iblis"
  "Hmmm... apakah kita bisa menggunakan kekuatan domain lain selain domain berelemen suci?" tanya Tyn

Lilysha hanya tersenyum sambil menggelengkan kepalanya dengan tenang.

  "Manisku, kau meremehkan iblis" ucapnya kecewa. "Kami ini mampu mengasimilasikan apa saja dengan kami. Jika kau memiliki domain kekuatan api misalnya yang melebihi relik ini, maka domain berelemen api tersebut akan dengan mudah dikotori dengan kekuatan dari relik. Itulah mengapa, hanya sihir elemen suci saja yang bisa menangkal kami"

Tyn menganggukan kepalanya. Penjelasan dari Lilysha membuat Tyn semakin curiga pada Holy Order. Ada yang sangat aneh. Kuil Mira tidak memiliki domain suci apapun ataupun Holy Priestess yang mampu melakukan pemurnian relik iblis.

Seandainya Holy Order memang ingin memurnikan relik iblis ini, mereka seharusnya mengirim Tyn ke tempat yang jauh dari peradaban dan mengumpulkan semua Holy Priestess Agung yang memang kekuatan sucinya sangat besar.

Itu berarti, Holy Order memang mengirimkan Tyn ke kuil Mira tetapi memurnikan relik iblis bukanlah tujuan mereka sejak awal.... apalagi mengingat para bandit yang menyerang Tyn sepanjang perjalanan.

Mungkinkah Holy Order berniat untuk menyerahkan relik iblis pada pihak ke-3? Tetapi siapa yang ingin menggunakan relik iblis selain para sekte pemuja iblis?

  "Manisku, untuk sekarang kau lebih baik tidur saja" bisik Lilysha
  "Eh?"
  "Begadang itu tidak bagus untuk kulit perempuan lho" bujuk Lilysha sambil mengelus-ngelus kedua pipinya. "Jika kau keriputan maka aku juga akan keriputan. Aku tidak mau itu terjadi"
  "Geh, dasar succubus" keluh Tyn
  "Aku juga menyayangimu" balas Lilysha sambil mengedipkan matanya

Tyn menyimpan kembali kotak tersebut ke dalam pocket dimension miliknya kemudian membaringkan badannya di atas tempat tidur sambil berpikir betapa jarangnya dia berbicara dengan orang lain saat dia akan tidur.

Seumur hidupnya, orang yang biasa berbicara dengannya saat dia akan tidur adalah Leisha tetapi mengingat Leisha sendiri sering ditugaskan, Tyn biasanya tidur sendirian.

Tyn berpura-pura tidur. Sambil mengintip dengan pelan-pelan, dia melihat Lilysha berjalan melewati tempat tidurnya. Perlahan Lilysha duduk di sampingnya sambil mengelus-ngelus kepala Tyn seperti anak kecil. Tyn tidak tahu apakah itu hanyalah sebuah sandiwara untuk mendapatkan simpati dari Tyn ataukah memang Lilysha peduli karena kontrak antara mereka berdua.

Entah apapun alasannya, Tyn merasa senang setidaknya ada orang yang menggantikan Leisha meskipun sosok tersebut adalah demon monarch yang berniat menaklukan dunia.

Dalam sekejap, Tyn langsung tertidur pulas. Lilysha hanya tersenyum sesaat melihat Tyn yang tertidur pulas. Dia memalingkan wajahnya ke langit-langit ruangan. Raut wajahnya menjadi sedikit kesal.

  "Karen.... jika kau berani menyentuh anak ini, aku bersumpah aku akan menyiksamu dan mempermalukanmu beribu-ribu kali lipat dari apa yang telah kau lakukan padaku" geramnya dalam hati. "Lihat saja, aku akan merebut kembali semuanya dan akan kusingkirkan semuanya tanpa ampun"

**************
Bersambung

  Episode selanjutnya,

  Tyn akhirnya mengambil keputusan bulat untuk menetap pada kuil Mira untuk menemani Vie sekaligus mencari pemecahan masalah untuk fenomena mimpi buruk di dalam kuil. Sementara itu, panggilan darurat dikirimkan kepada setiap Holy Priestess Agung di dalam Holy Order. Holy Priestess Leisha dan Eva pun menerima tugas dadakan untuk mengawal Priestess Agung Fira, sang Holy Priestess dengan kekuatan api yang luar biasa.

Meskipun Leisha dan Eva bermusuhan setidaknya kali ini mereka setuju pada 1 hal; berkumpulnya para Priestess Agung tidak pernah menjadi tanda jika akan terjadi sesuatu yang baik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar